Friday, December 4, 2020

BELLA REKAN KERJAKU

 

CROWN9
CROWN9

FREECHIP - Awal aku mengenalnya pada saat dia mengundang perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan dipesannya.

Sebagai marketing, perusahaan mengutusku untuk menemuinya. Pada awal pertemuan siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Bella yang kutemui ternyata pemilik langsung perusahaan. Wajahnya cantik, kulitnya putih laksana pualam, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada yang menonjol indah. Dan pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang ramping kian mempesona, juga pantatnya wah.. sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang.

Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara, apalagi kalau sedang menunduk belahan buah dadanya nampak jelas, putih dan besar.

Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja. Sambil menunggu sekretaris Ibu Bella membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan sampai ke hal yang agak pribadi. Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Bella sendiri yang memulai. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya baru 25 tahun, dia memegang jabatan direktur sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan pesawat.

"Pak gala sendiri umur berapa", bisiknya dengan nada mesra.

"Saya umur 26 tahun, Bu!" balasku.

"sudah berkeluarga", pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai GR sendiri.

"Belum, Bu!"

Tanpa kutanya, Ibu Bella menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum mendapatkan penggantinya.

"Ibu cantik, masih muda, saya rasa seribu lelaki akan berlomba mendapatkan Ibu bella", aku sedikit memujinya.

"Memang, ada benarnya juga yang Bapak Gala ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan saya", nadanya sedikit merendah.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Bella bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya.

"Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling menguntungkan", aku segera pamit dan mengulurkan tangan.

"Semoga saja", tangannya menyambut uluran tanganku.

"Terima kasih atas kunjungannya, pak Gala."

Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan sutera, namun sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi mendekatinya.

"Oh ya, Bu Bella, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Bella saya undang untuk makan malam bersama", aku mulai memasang jerat.

"Terima kasih", jawabnya singkat.

"Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Gala, untuk tawaran ini."

"Saya tunggu, Bu.. permisi" SLOT ONLINE

Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Bella dengan sejuta pikiran menggelayuti benakku. Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur tubuhnya yang ideal. Ah.. kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya.

Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Bella dalam kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun hubunganku dengannya menjadi semakin akrab.

Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali waktu itu malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil butut ku yang bisa bikin perut mules.

Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu.

Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami di dalam bioskop. Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop.

Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya. Dia terkejut, sebentar memandangku. Aku berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget. Dengan tiba-tiba dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya. Sekian detik aku terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan. Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahuku. Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik belakang telinganya dengan lidahku.

"Bella, aku sayang kamu", kubisikkan kalimat mesra di telinganya.

"Gal, akupun sayang kamu", suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit.

Dan saat tanganku menyusup ke dalam blousnya, erangannya semakin jelas terdengar. Aku merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol.

Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih. Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik hingga ke bagian putingnya. Kuhisap pelan putingnya yang masih mungil, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku. Bella semakin meracau. Tanganya menekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak kuat. Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, senjataku sudah menegang maksimal.

Tanganku yang satunya sudah bergerak ke pahanya, spannya kutarik ke atas hingga batang pahanya tampak mulus, putih. Kubelai, kupilin pahanya sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri dan kanan. Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya. Perlahan jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut kemaluannya yang sangat lebat.

Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairahnya sudah memuncak, meskipun jari-jariku sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat kumasukkan jariku ke dalam celahnya yang lembat, terasa agak basah. Jariku berputar-putar di dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan.

"Achhh, Gala.. aku sudah nggak tahan.. Terus Gal  oh "Suaranya makin keras, birahinya sudah dipuncak. Tangannya menekan kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam. Akhirnya kurasakan seluruh tubuhnya bergetar, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam.

"Ahhh oh.. Gal.. aku ke..lu..ar " Kurasakan jariku hangat dan basah. "Makasih Gal, sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini." Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya senjataku yang belum terlampiaskan tapi rupanya Bella sangat pengertian. Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari senjataku. Aku membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku. Saat tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat. "Oh besar sekali Gal.. aku suka.. aku suka barang yang besar.." Bella seperti anak kecil yang mendapatkan permen.

Senjataku yang sudah kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang senjataku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Bella menghisap putingku. Aliran darahku semakin panas, gairahku makin terbakar. Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung, sementara kepala senjataku semakin basah oleh pelumas yang keluar.

"Bella, aku sudah nggak tahan"

"Tahan sebentar, Gal.."

Bella melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit. Kulihat mulutnya yang mungil sampai sesak oleh kemaluanku. Bella semakin kuat mengocok batang senjataku ke dalam mulutnya. Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepaskan spermaku. "Awas Bell, aku mau keluar.."kutarik rambutnya agar menjauh dari batang senjataku, tapi Bella malah memasukkan senjataku ke dalam mulutnya lebih dalam, aku tak tahan lagi, kulepaskan tembakanku, 7 kali denyutan cukup memenuhi mulutnya yang mungil dengan spermaku. Bella dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan cairan yang tertinggal di kepala senjataku dengan lidahnya. Aku menarik nafas panjang mengatur degup jantungku yang tadi sangat cepat.

Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah usai, kami sudah rapi kembali. Kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10.00 malam. Aku langsung mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama.

Sampai di rumahnya yang mewah di bilangan Pluit, aku langsung ditariknya menuju kamar pribadinya yang sangat luas. "Gal, saya belum puas, kita teruskan permainan yang tadi.." Tangannya langsung membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairahku, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Bella yang tadinya kalem bisa berubah ganas begini? Tapi pikiranku kalah dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap dadaku. Bagai musafir seluruh tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu. Aku pun tak mau kalah sigap, di ranjangnya yang empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap.

Saat pakaian kami mulai tertanggal dari tempatnya. Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat hitam dan lebat. Dan Bella memandangi senjataku yang mengacung menunjuk langit-langit kamar. Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan memapahnya ke ranjang. Kuletakkan hati-hati tubuhnya yang gempal dan lembut, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke jari-jari kakinya. Kuhisap puting buah dadanya yang kemerahan, kujilat dan sesekali kugigit mesra. Ssementara tanganku yang lain meremas-remas pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal.

Pergulatan kami semakin seru, kini posisi kami berbalikan seperti angka 69, kami saling menghisap puting dada. Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku. Aku turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap kemaluan.

Aku merasakan hangat di kepala senjataku saat lidahku menari-nari menelusuri celah kemaluannya,lidahku semakin dalam masuk ke dalam celah kewanitaannya yang telah basah, kuhisap klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat.

Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut penyelesaian. Segera aku membalikkan tubuhku. Kini kami kembali saling melumat bibir, sementara senjataku yang sudah basah oleh liurnya kuarahkan ke celah pahanya, sekuat tenaga aku mendorongnya namun sulit sekali. Tubuh kami sudah bersimbah peluh. Akhirnya tak sabar tangan Bella memandu senjataku, setelah sampai di pintu kemaluannya, kutekan kuat, Bella membuka pahanya lebar-lebar dan senjataku melesak ke dalam kemaluannya. Kepala senjataku sudah berada di dalam celahnya, hangat dan menggigit. Kutahan pantatku, aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku. Perlahan kutekan pantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya. Gigi Bella yang runcing tertancap di lenganku saat aku mulai menaikturunkan pantatku dengan gerakan teratur.

Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batang senjataku terasa sangat nikmat. Kubalikan tubuhnya, kini tubuh Bella menghadap ke samping. Senjataku menghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku. Batang senjataku amblas sampai mentok di mulut rahimnya. Puas dari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya dari belakang. Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuk semakin cepat. Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku semakin bertambah. Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabut senjataku. "Pllop.." terdengar suara saat senjataku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Bella mencengkram senjataku. "Achh, kenapa Gal.. aku sedikit lagi", protes Bella. Dia langsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bella meraih senjataku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambil berjongkok.

Kini Bella dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan nikmat yang kuterima dari gerakan Bella, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin.

Satu jam sudah berlalu, kulihat Bella semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan semburan hangat di senjataku saat tubuhnya bergetar dan mulutnya meracau panjang. "Oh.. aku puas Gal, sangat puas.." tubuhnya tengkurap di atas tubuhku, namun senjataku yang sudah berdenyut-denyut belum tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yang montok menekan tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya.

Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan air maniku tidak jadi keluar, segera kubalikkan tubuhnya kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak mengurangi kenikmatan. Aku terus menggerakkan tubuhku. Perlahan gairahnya kembali bangkit, terlebih saat batang senjataku mengorek-ngorek lubang kemaluannya kadang sedikit kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh. Kini pinggul Bella yang seksi mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku. Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga sensasi yang kurasakan tambah gila.

Setengah jam sudah aku bertahan dengan gaya konvensional. Perlahan aku mulai merasakan cairanku sudah kembali ke ujung kepala senjataku. Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Bella pada putingku dan pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke dalam kemaluannya, kami berbarengan orgasme.

Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu bahwa gairahnya sangat tinggi, selama ini dia bersikap alim, karena tidak mau sembarangan main dengan cowok. Dia mau denganku karena aku sabar, baik dan tidak mengejar kekayaannya. Apalagi begitu dia tahu bahwa senjataku dua kali lipat mantan suaminya, tambah lengket saja. Memang yang kukejar hanyalah kenikmatan dunia yang didasari Cinta. Kalau harta sih, ada sukur, nggak ada ya.. cari dong. CROWN GAMES 

CROWN GAMES


Tuesday, December 1, 2020

KEPERGOK MAMA PAPA

 

CROWNGAMES
CROWN9

FREECHIP - Hubungan Laila dan Rangga bisa dibilang hubungan yang baik. Mereka berdua sama sama duduk di kelas Informatika di Universitas swasta di kota kembang. Hubungan mereka pun mendapat restu yang baik dari kedua orang tua Laila. Rangga, seorang anak rantau dari Sumatra, sudah mandiri berkuliah sendiri. Semua biaya kuliahnya ditutupi dengan meraih beasiswa dari pemerintah provinsi dia berasal. Rangga tinggal sendiri di kosan dekat kampusnya. Sedang Laila, sang kekasih hati Rangga, tinggal di sebuah komplek elit tak jauh dari kampusnya.

Kedua orang tua Laila tak segan mengizinkan Rangga untuk menginap di rumah mereka. Seminggu sekali, Rangga menginap di sana. Walau ada kamar kosong, namun Laila dan Rangga diizinkan tidur sekamar, asal pintu kamar terus terbuka, supaya mama dan papa Laila bisa mengawasi. Meski situasi dibuat supaya Laila dan Rangga tidal berhubungan intim, namun apa daya, Laila dan Rangga ternyata sering memanfaatkan peluang kecil, untuk berhubungan bak suami istri. Mama Papa Laila yang tak mampu menjaga semalaman suntuk, dijadikan kesempatan oleh Laila dan Rangga bercumbu mesra. Mereka tak lagi perduli berada dimana. Mereka seolah pemilik dunia saat itu. Walau dengan busana terpasang. Mereka selalu bergumul, berciuman, bercinta semalaman.

Suatu malam, mama papa Laila pergi keluar kota. Laila yang ditinggal sendiri diminta ditemani oleh Rangga. Papa Mama tentu khawatir pada Laila, walau dijaga Rangga, tapi mereka yakin hal tidak baik akan terjadi. Mama Papa tahu Rangga dan Laila akan bercinta bila mereka tinggalkan. Tapi urusan kuliah dan ongkos memaksa Mama dan Papa mempercayakan Laila pada Rangga. Rencana keluar kota Mama Papa sekitar dua malam. Itu bisa jadi waktu yang lama bagi Mama Papa meninggalkan Laila, satu satunya anak perempuan yang belum mereka nikahkan. Mama Papa pun pergi meninggalkan Laila dan Rangga yang sudah siap bercinta seharian penuh.

Di malam Mama dan Papa pergi, hal yang sudah bisa ditebak terjadi, Laila dan Rangga kembali bercinta. Mereka semakin liar saja. Seisi rumah dijadikan arena mereka bercinta. Rangga yang sudah mempersiapkan kontrasepsi untuk percintaan mereka ini semakin membuat mereka liar bercinta.

Mengawali malam dengan menonton tv bersama. Laila mulai menggoda Rangga dengan meremas seleting celananya. Tahu bahwa itu merupakan awal, Rangga pun melonggarkan ikat pinggangnya, lalu merekapun bercumbu. Frenchkiss yang begitu liar, membuat mereka terengah-engah. Tangan Rangga dengan mahir meremas payudara Laila yang tak seberapa besar namun kencang. Rambut Rangga sudah acak-acakan saja dibuatnya. Laila yang sudah tak tahan lagi langung membuka busananya sendiri, kini tubuh putih mungil Laila menjadi hidangan segar bagi Rangga, ini kali pertama mereka bercinta sampai tanpa busana. Laila melepaskan celana Rangga supaya dia bisa menghisap zakar milik Rangga. Dengan lahap Laila menghisap, mengusap, dan mengocok zakar Rangga. Tangga Rangga mengimbangi dengan meremas payudara Laila. Rangga pun membuka kaosnya, kini merela bertelanjang ria bak singa jantan dan betina. Rangga mengangkat badan Laila dan mendudukannya di sofa, dan Rangga memposisikan mukanya tepat di depan vagina Laila. Ranggapun menghisap vagina Laila, tanpa melepas genggaman tangannya dari payudara Laila. Laila terus memdesah merasakan serangan Rangga. Rambut panjangnya menjadi acak-acakan karena Laila tak mampu menahan tangannya yang menerima kenikmatan dari Rangga. Sesekali jari jemari Rangga dimasukan ke dalam vagina Laila. Tak lama berselang Laila pun meregang menandakan dia mendapatkan orgasme. Vaginanya membasahi muka dan tangan Rangga. Dengam tisu, Rangga membersikan mukanya.

Laila lalu membuka bungkusan kontrasepsi untuk dipakaikan pada Zakar Rangga. Zakar yang sudah berdiri tegak itu siap untuk Laila masukan demi meraih orgasme berikutnya. Rangga berbaring di sofa, lalu Laila mengambil posis berdiri tepat di atas zakarnya. Perlahan Laila memasukan zakar yang sudah dia kenal sedari setahun lalu. Laila pun terus memompa zakar itu naik turun keluar masik vaginanya. Rangga hanya bisa merem melek merasakan goyangan Laila yamg begitu liar malam itu. Laila yang mulai lemas, bertelungkup menghadap sofa sedang kakinya berada di bawah, Rangga mengambil posisi di belakang Laila siap menyodokkan zakarnya ke vagina Laila. Laila tanpa henti mendesah menahan kenikamatan ini. Semakin cepat genjotan Rangga, Laila pun mendesah keras menandai orgasmenya, dan lahar putihpun keluar dari zakar Rangga. Tertampung pada kondom yang dia pakai. Merekapun membersihkan diri, dan tidur tanpa berbusana.

Begitu terkejutnya mama ketika pagi itu pulang, karena ada barang penting yang tertinggal, memdapati Rangga dan Laila bertelanjang tidur berdua, dan mendapati pakaian dan kondom sisa semalam. Mama yang kaget dan terguncang tak langsung membangukan Laila dan Rangga. Karena urusan bisnis yang sedang diurusinya, dia terpaksa langsung pergi lagi. Di perjalanan mama bingung, ketakutannya terjadi. Apakah papa mesti tahu kejadian ini? SLOT ONLINE

Di perjalanan, mama sangat kebingungan melihat tingkah anaknya yang bertelanjang bersama Rangga. Mama pun bingung apakah mesti melaporkan itu kepada papa atau tidak. Raut wajah mama tak mampu menyembunyikan kebingungannya itu. Papa pun memaksa mama sampai menceritakan apa yang mama saksikan. Papa tak habis pikir dengan kelakuan anaknya. Rencana perjalanan yang direncanakan, seketika papa batalkan. Papa dan mamapun pulang di malam terakhir perjalanan mereka. Mama dan Papa berancana memergoki kelakuan anaknya mendadak tanpa pemberitahuan.

Laila dan Rangga yang tidak tahu kalau mama sempat melihat mereka tertidur bertelanjang. Laila dan Rangga mengira kalau mama dan papa akan pulang besok. Sehingga malam ini mereka berencana untuk bercinta kembali. Rencana malam itu pun di mulai setelah mereka makan malam. Mereka berlarian menuju kamar seperti berkejaran lalu mereka pun bercumbu di atas kasur sambil berguling guling. Mereka pun membuka bercumbu begitu mesra. Tangan Rangga mulai menyelinap ke dalam celana Laila. Mengobok vagina dalam kesempitan ini yang Rangga suka

Nafsu yang sudah menggelora, tak mampu Laila tahan sehingga dia bersegera membuka busananya. Rangga yang ternyata sudah tak tahn jua. Perlahan membuka kaos dan celananya sampai telanjang bulat. Rangga yang memposisikan badan terlentang di atas kasur menunggu Laila yang liar menjelajah setiap setiap senti dari tubuh Rangga. Dimulai dari berciuman Laila turun mengecup leher dada perut dan zakar dari Rangga. Dialahapnya zakar Rangga yang seukuran normal orang melayu. Berdiri tegak zakarnya. Senyum manis sambil menatap Rangga, Laila tampilkan diwajahnya. Dikocoknya perlahan zakar Rangga yang sudah basah oleh lendir bening yang keluar. Kini Laila berjongkok tepat di atas muka Rangga seolah menyerahakan vaginanya untuk dijilati oleh Rangga. Rangga yang sudah paham gerakan Laila, dengan sabar menjilati vagina Laila. Laila melenguh pelan, sesekali tangannya mencengkram kepala Rangga menahan rasa nikmat yang dia rasa. Jari jemari Rangga tak luput ikut dimasukan ke lubang kenikmatan Laila. Naik turun pinggang Laila walau jongkok menikmati jari Rangga.

DEBRAG. Alangkah kagetnya Rangga dan Laila sampai terperenjat dari atas kasur. Melihat ke arah pintu kamar, Papa dan Mama memergoki mereka yang sedang bercinta. Papa dan Mama diam diam masuk melaui pintu belakang rumah. Rencana ini dibuat sengaja untuk memergoki kelakuan anaknya yang ternyata disetubuhi oleh pacarnya sendiri. Mama yang menykasikan menangis. Laila dan Rangga hanya bisa terdiam dengan menutupi badan mereka dengan seprai. Papa tak habis pikir dengan kelakuan anaknya ini. Papa yang tak sampai hati memarahi mereka. Ikut duduklah papa mama di atas kasur. Yang terjadi bukanlah rasa amarah yang keluar, namun nasihat kalau mereka ingin bercinta, papa dan mama akan mengizinkan asal bilang dahulu. Seagai hukuman dari kelakuan Laila dan Rangga. Mama dan papa minta untuk dipuaskan oleh anak mereka dan pacarnya. Tak disangka oleh Laila dan Rangga kalau kejadiannya akan seperti ini. Rangga diminta memuaskan mama dan Laila dipaksa untuk memuaskan papa. Mama sendiri rela bila suaminya dipuaskan oleh anaknya sendiri, sementara papa rela istrinya dipuaskan oleh pacar anaknya. Papa dan mama memang belum terlalu tua, Papa berusi 42 tahun dan mama 39 tahun.

Hukumanpun dimulai, papa yang mulai mengarahkan zakarnya ke arah Laila minta untuk dihisap. Sedang mama membuka semua bajunya untuk bersiap menghukum Rangga. Mama yang badannya masih bagus karena dirawat, mampu membuat Rangga menurut saja menerima hukuman ini. Rangga diminta berbaring di karpet sebelah kasur, sementara mama mengambil posisi WOT tepat di atas zakar Rangga. Mama menggoyang zakar Rangga sampai merem melek. Tak Rangga sangka kalau dia akan bercinta dengan mama Laila, Pacarya sendiri. Mama membalik badannya mengambil posisi cowgirl, lalau menggenjon zakar Rangga tanpa henti. Rangga yang tak tahan dengan goyangan mama, memberi kode, bertanya apa boleh mengeluargan lahar di dalam rahim mama. Mama tak peduli. Mama terus menggoyang zakar Rangga sampai ahirnya tersembur lahar putih ke rahim mama.

Sementara papa yang dihisap zakarnya oleh Laila, tak tahan sampai laharnya keluar di mulut Laila. Papa dan mama berpesan kalau ini sebagi hukuman karena mereka bersembunyi sembunyi di belakang. Rahaisa keluarga ini menjadi rahasia kita semua. CROWN GAMES

CROWN9


Monday, November 23, 2020

ESTHER MENANTUKU

 

CROWN9
CROWN9

FREECHIP - Frans, 56 tahun, dengan perutnya gendut yang kebanyakan minum bir, kepalanya mulai botak dan sudah menduda selama 10 tahun. Setelah rumahnya dijual untuk membayar hutang judinya, dia terpaksa datang dan menginap di rumah putranya yang berumur 28 beserta menantu perempuannya. Sekarang dia harus menghabiskan waktunya dengan pasangan muda tersebut sampai dia dapat menemukan sebuah rumah kontrakan untuknya. Diketuknya pintu depan dan Ester, menantu perempuannya yang berumur 24 tahun, muncul memakai celana pendek putih dan kemeja biru dengan hanya tiga kancing atasnya yang terpasang, memperlihatkan perutnya yang rata. Rambutnya yang berombak tergerai sampai bahunya dan mata indahnya terbelalak menatapnya.

"Papi, aku pikir papi baru datang besok, mari masuk", katanya sambil berbalik memberi Frans sebuah pemandangan yang indah dari pantatnya. Dengan tingginya yang 175 itu, dia terlihat sangat cantik. Dia mempunyai figur yang sempurna yang membuat lelaki manapun akan bersedia mati untuk dapat bercinta dengannya.

"Johan masih di kantor, sebentar lagi pasti pulang."

"Kupikir aku hanya nggak mau ketinggalan bus", kata Frans sambil duduk.

"Nggak apa-apa", jawab Ester, membungkuk ke depan untuk mengambil sebuah mug di atas meja kopi.

Dengan hanya tiga kancing yang terpasang, itu memberi Frans sebuah pemandangan yang bagus akan payudaranya, kelihatan sempurna. Memperhatikan hal tersebut menjadikan Frans ereksi dengan cepat, dan dia harus lebih berhati-hati untuk menyembunyikan reaksi tubuhnnya. Ester duduk di sofa di depan Frans dan menyilangkan kakinya, memperlihatkan pahanya yang indah. Posisi duduknya yang demikian membuat pusarnya terlihat jelas ketika dia mulai bertanya pada Frans tentang perjalanannya dan bagaimana keadaannya.

"Perjalanan yang melelahkan", Frans menjawab sambil matanya menjelajahi dari kepala hingga kaki pada keindahan yang sedang duduk di depannya.

Sudah lebih dari 5 tahun sejak Frans berhubungan seks untuk terakhir kalinya. Setelah isterinya meninggal, Frans sering mencari wanita panggilan. Tetapi hal itu semakin membuat hutangnya menumpuk, dan dia tidak mampu lagi untuk membayarnya. Ester menyadari kalau kemejanya memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya pada mertuanya,

maka dia dengan cepat segera membetulkan kancing kemejanya.

"Aku harus ke atas, mandi dan segera menyiapkan makan malam. Anggap saja rumah sendiri", katanya sambil berjalan naik ke tangga.

Mata Frans mengikuti pantat kencangnya yang bergoyang saat berjalan di atas tangga dan dia tahu bahwa dia memerlukan beberapa 'format pelepasan' dengan segera. Kemudian telepon berbunyi. Frans mengangkatnya.

"Halo"

"Hallo, ini papi ya?", itu Johan.

"Ya Jo", jawab Frans.

"Pi, aku khawatir harus meninggalkan papi untuk urusan bisnis dan mungkin nggak akan kembali sampai Senin. Ada keadaan darurat. Maafkan aku soal, ini tapi papi bisa kan bilang ini ke Ester, aku harus mengejar pesawat sekarang. Maafkan aku tapi aku akan telepon lagi nanti". Mereka mengucapkan selamat jalan lalu menutup teleponnya.

Frans memutuskan untuk menaruh koper-kopernya. Dia berjalan ke atas, melewati kamar tidur utama, terdengar suara orang yang sedang mandi. Frans menaruh koper-kopernya

dan pelan-pelan membuka pintu kamar tidur itu lalu menyelinap masuk. Ada sepasang celana jeans berwarna biru di atas tempat tidur, dan sebuah atasan katun berwarna putih.

Frans mengambil atasan itu dan menemukan sebuah pakaian dalam wanita dibawahnya. Ini sudah cukup. Diambilnya celana dalam itu, membuka resliting celananya, dan mulai menggosok kemaluannya dengan itu. Jantungnya berdebar mengetahui menantu perempuannya sedang berada di kamar mandi di sebelahnya selagi dia sedang memakai celana dalamnya untuk dirinya. Dipercepatnya gerakannya sambil mencoba membayangkan seperti apa Ester saat di atas tempat tidur, dan bagaimana rasanya mendapatkan Ester bergerak naik turun pada penisnya. Frans hampir dekat dengan klimaksnya ketika dia mendengar suara dari kamar mandi berhenti. Dengan cepat Frans menaruh pakaian itu ke tempatnya semula dan keluar dari kamar itu. Dia menutup pintunya, tapi masih membiarkannya sedikit terbuka. Baru saja dia keluar, Ester muncul dari kamar mandi dengan sebuah handuk yang membungkus tubuhnya. Frans bisa langsung orgasme hanya dengan melihatnya dalam balutan handuk itu, lalu dia tahu dia akan mendapatkan yang lebih baik lagi. Ester melepas handuknya, membiarkannya jatuh ke lantai, tidak mengetahui kalau mertuanya yang terangsang sedang mengintip tiap geraknya.

Dia mendekat ke pintu, saat dia pertama kali melihatnya Frans memperoleh sebuah pemandangan yang sempurna dari pantat yang sangat indah itu. Kemudian Ester memutar tubuhnya yang semakin mempertunjukkan keindahannya. Vaginanya terlihat cantik sekali dihiasi sedikit rambut dan payudaranya kencang dan sempurna, seperti yang dibayangkan Frans. Dia mulai mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk, membuat payudaranya sedikit tergoncang dari sisi ke sisi. Frans menurunkan salah satu kopernya dan menggunakan tangannya untuk mulai mengocok penisnya lagi. Ester yang selesai mengeringkan rambutnya, mengambil celana dalamnya dan membungkuk ke depan untuk memakainya. Saat melakukannya, Frans mendapatkan sebuah pemandangan yang jauh lebih baik dari pantatnya, dan dia tidak lagi mampu mengendalikan dirinya, dia bisa langsung masuk ke dalam sana dan menyetubuhinya dari belakang. Lubang anusnya yang berwarna merah muda terlihat sangat mengundang ketika pikiran Frans membayangkan apa Ester mengijinkan putranya memasukkan penisnya ke dalam lubang itu. Ketika dia membungkuk untuk memakai jeansnya, gravitasi mulai berpengaruh pada payudaranya. Penglihatan ini mengirim Frans ke garis akhir, saat dia menembakkan spermanya ke seluruh celana dalamnya. Pelan-pelan Frans mengemasi baarang-barangnya dan dengan cepat memasuki kamarnya sendiri untuk berganti pakaian.

Sesudah makan malam, mereka berdua pergi ke ruang keluarga untuk bersantai.

"Kenapa tidak kita buka sebotol wine. Aku menyimpannya untuk malam ini buat Johan tapi karena sekarang dia tidak pulang sampai hari Senin, kita bisa membukanya", kata

Ester sambil berjalan ke lemari es. FREEBET

"Ide yang bagus", jawab Frans memperhatikan Ester membungkuk ke depan untuk mengambil botol wine. Ketika Ester mengambil gelas di atas rak, atasan putihnya tersingkap ke atas, memberi sebuah pandangan yang bagus dari tubuhnya. Atasannya menjadikan payudaranya terlihat lebih besar dan jeansnya menjadi sangat ketat, memperlihatkan lekukan tubuhnya. Frans tidak bisa menahannya lagi. Dia harus bisa mendapatkannya. Sebuah rencana mulai tersusun dalam otak mesumnya. Dua jam berbicara dan mulai mabuk saat alkohol mulai menunjukkan efeknya pada Ester. Dengan cepat topik pembicaraan mengarah pada pekerjaan dan bagaimana Ester sedang mengalami stress belakangan ini.

"Kenapa kamu tidak mendekat kemari dan aku akan memijatmu", tawar Frans. Ester dengan malas berkata ya dan pelan-pelan mendekat pada Frans dan berbalik pada

punggungnya lalu tangan Frans mulai bekerja pada bahunya.

"Oohh, ini sudah terasa agak baikan", dia merintih.

Frans tetap memijat bahunya ketika perasaan mendapatkan Ester mulai mengaliri tubuhnya, membuat penisnya mengeras. Mata Ester kini terpejam saat dia benar-benar mulai menikmati apa yang sedang dilakukan Frans pada bahunya. Pantatnya kini berada di atas penis Frans, membuat Frans ereksi penuh.

"Oohh, aku tidak bisa percaya bagaimana leganya perasaan ini, papi sungguh baik".

"Ini keahlianku", jawab Frans saat dia pelan-pelan mulai menggosokkan penisnya ke pantat Ester.

Ester menyadari apa yang sedang terjadi. Dia tidak menghiraukan apa yang Frans lakukan dengan pijatannya yang mulai 'salah' itu. Dia sangat mencintai suaminya dan tidak pernah akan mengkhianati dia. Dan bayangan tidur dengan mertuanya sangat menjijikkannya. Dia meletakkan kedua tangannya pada kaki Frans saat mencoba untuk melepaskan dirinya dari penis Frans. Tapi dengan gerakan malasnya, hanya menyebabkannya menggerakkan pantatnya naik turun selagi dia menggunakan tangannya untuk menggosok paha Frans. Tahu-tahu dia merasa sangat bergairah, dan dia ingin Johan ada di sini agar dia bisa segera bercinta dengannya. Frans tahu dia telah mendapatkannya.

"Ini mulai terasa nggak nyaman untuk aku, kenapa kita tidak pergi saja ke atas", ajak Frans .

"Baiklah, aku belum merasa lega benar, tapi sebentar saja ya, sebab aku nggak mau membuat papi lelah".

Ketika mereka memasuki kamar tidur, Frans menyuruhnya untuk membuka atasannya agar dia bisa menggosokkan lotion ke punggungnya. Dia setuju melepasnya dan dia memperlihatkan bra putihnya yang menahan payudaranya yang sekal. Gairahnya terlihat dengan puting susunya yang mengeras yang dengan jelas terlihat dari bahan bra itu. Apa yang Ester kenakan sekarang hanya bra dan jeans ketatnya, yang hampir tidak muat di pinggangnya. Ester rebah pada perutnya ketika Frans menempatkan dirinya di atas

pantatnya.

"Begini jadi lebih mudah untukku", kata Frans saat dia dengan cepat melepaskan kemejanya dan mulai untuk menggosok pinggang dan punggung Ester bagian bawah.

Alkohol telah berefek penuh pada Ester ketika dia memejamkan matanya dan mulai jatuh tertidur.

"Oohh Johan", dia mulai merintih.

Frans tidak bisa mempercayainya. Di sinilah dia, setelah 5 tahun tanpa seks, di atas tubuh menantu perempuannya yang cantik dan masih muda dan yang dipikirnya dia adalah

suaminya. Pelan-pelan dilepasnya celananya sendiri, dan membalikkan tubuh Ester. Frans pelan-pelan mencium perutnya yang rata saat dia mulai melepaskan jeans Ester dengan

perlahan. Vagina Ester kini mulai basah saat dia bermimpi Johan menciumi tubuhnya. Dengan hati-hati Frans melepas jeansnya dan mulai menjalankan ciumannya ke atas pahanya. Ketika dia mencapai celana dalam yang menutupi vaginanya, dia menghirup bau harumnya, dan kemudian sedikit menarik ke samping kain celana dalam yang kecil itu dan mencium bibir vagina merah mudanya. Vaginanya lebih basah dari apa yang pernah Frans bayangkan. Ester menggerakkan salah satu tangannya untuk membelai payudaranya sendiri, sedang tangan yang lainnya membelai rambut Frans .

"Oohh Johan", dia merintih ketika sekarang Frans menggunakan lidahnya untuk menyelidiki vaginanya. Penisnya akan meledak saat dia mulai menjalankan ciumnya ke

atas tubuhnya.

"Jangan berhenti", bisik Ester.

Dia sekarang menggerakkan penisnya naik turun di gundukannya, merangsangnya. Hanya celana dalam putih kecil yang menghalanginya memasuki vaginanya. Frans lebih melebarkan paha Ester, dan kemudian mendorong celana dalam itu ke samping saat dia menempatkan ujung penisnya pada pintu masuknya. Pelan-pelan, di dorongnya masuk sedikit demi sedikit ketika Ester kembali mengeluarkan sebuah rintihan lembut. Sudah sekian lama dia menantikan sebuah persetubuhan yang panas, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan memasuki menantu perempuannya yang cantik. Dia menciumi lehernya saat menusukkan penisnya keluar masuk. Dia mulai meningkatkan kecepatannya, saat dia melepaskan branya. Frans mencengkeram kedua payudara itu dan menghisap puting susunya seperti bayi. Perasaan ini tiba-tiba membawa Ester kembali pada kenyataan saat dia membuka matanya. Dia tidak bisa percaya apa yang dia lihat. Mertuanya sedang berada di atas tubuhnya, mendorong keluar masuk ke vaginanya dengan gerakan yang mantap, dan yang paling buruk dari semua itu, dia membiarkannya terjadi begitu saja. Frans melihat matanya terbuka, maka dia memegang kaki Ester dan meletakkannya di atas bahunya dengan jari kakinya yang menunjuk lurus ke atas. Kini dia menyetubuhinya untuk segala miliknya yang berharga.

"Oh tidak hentikan, oh Tuhan kita nggak boleh tolong.. ooohhh", Ester berteriak. Payudaranya terguncang seperti sebuah gempa bumi ketika Frans menyetubuhinya layakanya seekor binatang.

"Hentikan pi ini nggak benar, oohh Tuhan", Ester berteriak dengan pasrah. Frans melambat, dia menunduk untuk mencium bibir Ester. Lutut Ester kini berada di sebelah kepalanya sendiri saat dia menemukan dirinya malah membalas ciuman Frans. Sesuatu telah mengambil alihnya. Lidah mereka kini mengembara di dalam mulut masing-masing

ketika mereka saling memeluk dengan erat. Frans menambah lagi kecepatannya dan keluar masuk lebih cepat dari sebelumnya, Ester semakin menekan punggungnya. Frans

berguling dan Ester kini berada di atas, 'menunggangi' penis Frans .

"Oh Tuhan, papi merobekku", kata Ester ketika dia meningkat gerakannya.

"Kamu sangat rapat, aku bertaruh Johan pasti kesulitan mengerjai kamu", jawabnya.

"Ini adalah vagina yang paling rapat yang pernah Frans kerjai" setelah dia mengambil keperawanan isterinya. Dia meraih ke atas dan memegang payudaranya, meremasnya bersamaan lalu menghisap puting susunya lagi.

"Tolong jangan keluar di dalam oohh  papi nggak boleh keluar di dalam". Ester kini menghempaskan Frans jadi gila. Mereka terus seperti ini sampai Frans merasa dia akan orgasme. Dia mulai menggosok beberapa cairan di lubang pantat Ester. Dia kemudian menyuruh Ester untuk berdiri pada lututnya saat dia bergerak ke belakangnya, dengan penisnya mengarah pada lubang pantatnya.

"Nggak, punya papi terlalu besar, aku belum pernah melakukan ini, Tolong pi jangan", Ester menghiba berusaha untuk lolos. Tetapi itu tidak cukup untuk Frans. Sambil memegangi pinggulnya, dengan satu dorongan besar dia melesakkan semuanya ke dalam pantat Ester.

"Oohh Tuhan", Ester menjerit, dia mencengkeram ujung tempat tidur dengan kedua tangannya. Frans mencabut pelan-pelan dan kemudian mendorong lagi dengan cepat. Payudaranya tergantung bebas, tergguncang ketika Frans mengayun dengan irama mantap.

"Oohh papi entotin yang keras".

"Aku tahu kamu suka ini", jawab Frans, dia mempercepat gerakannya. Ester tidak bisa percaya dia sedang menikmati sedang 'dikerjai' pantatnya oleh mertuanya.

"Lebih keras", Ester berteriak, Frans memegang payudaranya dan mulai menyetubuhinya sekeras yang dia mampu. Ditariknya bahu Ester ke atas mendekat dengannya dan

menghisapi lehernya.

"Aku akan keluar", teriak Frans.

"Tunggu aku ", jawabnya. Frans menggunakan salah satu tangannya untuk menggosok vaginanya, dan kemudian dia memasukkan dua jari dan mulai mengerjai vaginanya. Ester menjerit dengan perasaan nikmat sekarang saat dalam waktu yang bersamaan telepon berbunyi. Ester menjatuhkan kepalanya ke bantal ketika Frans mengangkat telepon, dengan satu tangan masih menggosok vaginanya.

"Halo...Johan...ya dia menyambutku dengan sangat baik. ya aku akan memanggilnya, tunggu", katanya saat dia menutup gagang telpon supaya Johan tidak bisa dengar suara

jeritan orgasme istrinya.

Dia bisa merasakan jarinya dilumuri cairan Ester. Dengan satu dorongan terakhir dia mulai menembakkan benihnya di dalam pantat Ester. Semprotan demi semprotan menembak di dalam pantat rapat Ester. Mereka berdua roboh ke tempat tidur, Frans di atas punggung Ester. Penisnya masih di dalam, satu tangan masih menggosok pelan vagina Ester yang terasa sakit, tangan yang lain meremas ringan payudaranya.

"Halo Johan", kata Ester mengangkat telepon. "Tidak, kita belum banyak melakukan kegiatan jangan cemaskan kami, hanya tolong usahakan pulang cepat aku mencintaimu". Dia menutup dan menjatuhkan telepon itu. Mereka berbaring di sana selama lima menitan, Frans masih di atas, nafas keduanya berangsur reda. Frans mencabut jarinya yang berlumuran sperma dan menaruhnya ke mulut Ester. Dia menghisapnya hingga kering, dan kemudian bangun.

"Aku pikir lebih baik papi keluar", dia berkata dengan mata yang berkaca-kaca. Dia berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi itu. Rambutnya berantakan. Frans bisa lihat cairannya yang pelan-pelan menetes turun di pantatnya, dan menurun ke pahanya. CROWN9




Sunday, November 22, 2020

SI CANTIK YUSSI

 

CROWN9
CROWN9

FREEBET TANPA DEPOSIT - Perkenalkan namaku Dave... aku pemuda keturunan berasal dari Indonesia Timur...Waktu itu aku semester 3 di tahun 2017 aku berkenalan dengan cewek yang bernama Yusii usiaku saat itu 21 tahun sedangkan dia 23 tahun, saat itu Yussi bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai progamer, awal pertemuan kita berasal dari chatroom lama kelamaan kita saling akrab dan walaupun belum pernah ketemuan.

Setelah persahabatan kami berjalan 1 tahun akhirnya kami mempunyai kesempatan untuk ber-copy darat. Aku memperoleh kesempatan untuk berlibur di Jakarta. Singkat cerita akupun sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan dengan berbekal beberapa lembar foto kirimannya, aku sore harinya pergi ke Mall Taman Anggrek untuk menemuinya.

Pertama sekali kumelihatnya, aku sungguh terpana. Bagiku, Yussi lebih cantik aslinya ketimbang di fotonya. Ditunjang lagi oleh penampilannya yang semakin dewasa yang disesuaikan dengan profesinya kini sebagai programer software di PT JS di kawasan Gatot Subroto Jaksel.

Hal ini membuat aku semakin tertarik dengannya dan membuat birahiku naik secara perlahan-lahan. Setelah bertemu, kami berdua mengelilingi Taman Anggrek hingga malam dan dinner disana. Setelah dinner kami berkesempatan mengelilingi Jakarta dan akhirnya kami pulang dan kuantar dia sampai ke rumahnya di kawasan Duri Kepa Jakarta Barat.

Pertemuan itu membawa kenangan tersendiri bagiku dan oleh sebab itu aku kembali mengajak Yussi keluar jalan-jalan keesokan harinya yang bertepatan dengan malam minggu. Keesokan harinya, pagi-pagi benar aku menjemput Yussi setelah itu kami pergi makan pagi bersama dan mengelilingi Jakarta beserta mallnya hingga jam 10 malam.

Sebenarnya aku masih sangat ingin bersamanya hingga larut malam, namun Yussi menolak karena katanya tidak ada yang menjaga rumah, sebab Papa, Mama, Koko, Kakak ipar dan Dedenya sedang ke Bogor menghadiri kondangan familinya.

Sebenarnya aku kecewa juga mendengar penolakannya itu, tapi kekecewaanku ternyata tidak lama. Terbukti Yussi waktu itu langsung mengajakku untuk menginap di rumahnya, karena dia tidak berani tidur sendirian.

Akupun tidak mengiyakan secara langsung penawarannya itu, aku berpikir beberapa menit. Setelah berpikir beberapa menit aku pun mengiyakan tawaran Yussi dan tampaknya ia sangat senang sekali. Akhirnya kami sampai di rumahnya pukul 10 lewat 30 malam.

Segera setelah turun dari mobil, Yussi membuka pintu pagar dan pintu rumah. Lalu akupun masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar itu dan menempelkan pantatku pada kursi sofa di ruang tamunya.

Seketika itu pikiranku melayang-layang membayangkan seandainya aku dapat menyalurkan hasratku pada Yussi. Terus terang saja, selama ini aku selalu horny jika mendengar suara dari Yussi dan aku pun selalu beronani membayangkan sedang menyetubuhinya.

Bahkan tidak jarang pada saat kutelepon dia, aku sedang naked dan beronani sambil bertelepon dengan dia dan Yussi pun tahu semuanya itu. Setelah mengunci pintu rumahnya, Yussi permisi padaku untuk mandi dan aku pun mengiyakannya.

Mendengar Yussi mau mandi pikiranku bertambah kotor setelah sebelumnya aku membayangkan bisa menyetubuhinya. Lalu dengan langkah berjingkat-jingkat kuikuti langkah Yussi yang berjalan ke arah kamar mandi di ruang makan hingga aku melihat Yussi masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya. SLOT ONLINE

Akupun segera memutar otakku mencari celah agar dapat mengintip Yussi. Namun belum sempat aku mendapatkan cara mengintip yang pas, tiba-tiba Yussi keluar dari kamar mandi dengan naked dan berteriak karena ada kecoa. Aku yang melihat Yussi keluar dengan naked hanya bisa terpaku dan diam. Mataku langsung tertuju pada dua daging kenyal yang bergantung di dadanya.

Sungguh indah sekali buah dada Yussi yang berukuran 34 A (kuketahui ukurannya, karena aku pernah menanyakan ukuran bra nya lewat SMS dan dia pun memberitahu aku) dengan putingnya yang berwarna kecoklatan.

Ingin rasanya lidahku langsung menyeruput wilayah dadanya itu. Pandangan mataku kini tertuju pada lubang vaginanya yang ditumbuhi oleh ilalang asmara walaupun tidak begitu lebat. Penisku pun langsung bangkit dan berdiri tegak.

Waktu itu yang hanya ada di pikiranku hanyalah bagaimana caraku untuk meniduri Yussi. Tanpa pikir panjang akupun mendekati Yussi dan kurangkul tubuhnya lalu kutempelkan bibirku pada bibirnya yang lembut mereka itu.

Yussi tidak memberikan perlawanan bahkan ia pun mengulum bibirku.

“Ah..” dia mendesah. Aku pun semakin berani setelah mendengar desahannya itu. Lidahku keluar masuk ke rongga mulutnya yang mungil dan tanganku pun bergerilya meremas-remas dan terkadang meraba-raba onggokan daging kenyal di dadanya sambil memilin-milin putingnya yang sudah mulai mengeras.

Sementara itu ia juga mulai mencoba menarik resleting celanaku dan tanpa kesulitan dia berhasil menurunkan celanaku dan menarik kaosku serta melemparnya ke lantai kamar mandi. Saat itu, ia sedikit terkejut, ketika tanpa sengaja tangannya menyentuh penisku yang masih dilapisi oleh celdamku.

“Oh.. Very big buanget kontolmu, Dave” Aku hanya menanggapinya dengan senyum dan tanganku masih bekerja memilin-milin puting susunya. Ciumanku mulai kuarahkan ke lehernya dan terus turun ke bawah dan berhenti di bagian putingnya.

Di sini aku permainkan putingnya yang indah itu dengan lidahku. Terkadang kuemut, kuhisap dan kugigit lembut putingnya itu, sehingga membuat Yussi tak kuasa untuk menahan hawa nafsunya yang sudah hampir meledak.

Tampaknya ia juga sudah tidak sabar untuk melihat dan merasakan penisku karena Yussi sedang berusaha menarik turun sempakku. Dan kemudian tanpa halangan yang berarti Yussi akhirnya berhasil menurunkan celdamku.

“Jangan disini Yos, kita cari tempat yang enak, ok? Gimana kalau kita maen di kamar kamu Yos?” “Oh iya.. Enakan di kamar gue. Kita bisa ngentot sampe puas”.

Lalu kugendong tubuhnya ke loteng dan kubawa ke dalam kamar tidurnya dan selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas ranjang alga yang empuk. Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap puting susunya yang sudah semakin mengeras lagi.

“Ah.. Dave,” pekiknya.

“Yos.. Toket loe indah banget. Gue suka banget sama toket loe,” kataku dengan penuh nafsu.

“Terus Dave.. Oh.. Geli..” desahnya. Mendengar desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku merambat turun ke pusarnya lalu ke gundukan di selangkangannya. Kemudian kumainkan clitorisnya dengan lidahku dan aku terus memasukkan ujung lidahku ke dalam lubang vaginanya yang harum itu.

Kemudian dia mengangkat pinggulnya dan berseru, “Oh.. My god.. Is very great.. Oh.. God..” Sementara aku masih mempermainkan wilayah vaginanya dengan lidahku, Yussi semakin kencang menggoyang-goyangkan pinggulnya, kemudian dengan tiba-tiba dia berteriak,

“Dave.. aku.. ke.. lu.. aarr..” dan seketika itu tubuh Yussi mengejang dan matanya terpejam. Sementara itu di gua keramatnya terlihat cairan kewanitaannya membanjiri vaginanya. Kuhisap cairannya itu dan kurasakan manis bercampur asin dengan aroma yang wangi dan hangat.

Kuhisap cairannya dengan rakus sampai habis dan tubuhku kembali merambat ke atas menghisap putingnya kembali yang tampak indah bagiku. Rasanya bibirku masih belum puas menyusui putingnya itu.

Tak lama kemudian kulihat Yussi kembali menggeliat-geliat dan mendesah-desah. Ia tampak terangsang kembali dan memintaku untuk segera memasukkan penisku yang berukuran 16 cm dengan diameter 3 cm ke dalam gua keramatnya yang sudah basah sekali.

“Ayo.. Dave.. Masukin. Gue sudah enggak tahan lagi,” pintanya. Tanpa menunggu lebih lama lagi kuarahkan penisku ke dalam lubang vaginanya dan secara perlahan-lahan namun pasti penisku pun mulai menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah Yussi masih virgin) dan akhirnya penisku berhasil masuk 3/4 ke dalam lubang vaginanya.

“Aduh.. Pelan-pelan ya, please,” erangnya sedikit tertahan. Kembali kutekan penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan sehingga akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke dalam lubang vaginanya dan menyentuh dasar vaginanya.

“Oh.. Terusss..” katanya yang disertai dengan desahan halus. Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah mendengar desahan dan erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat genjotanku di lubang vaginanya.

“Oh.. Dave.. ak.. uu.. suudahh.. ma.. uu.. kke.. luarr.. rr.. laggii..” “Tahan Yos.. aku juga.. u.. da.. mau.. ke.. luuaarr, keluarkan di.. mana.. Yos?” tanyaku.

“Di.. Da..” Belum sempat ia menjawab, aku sudah tak bisa menahannya lagi, sehingga akibatnya, Crot.. Crot.. Crot.. Crot..! Beberapa kali penisku menembakkan maniku yang banyak ke dalam lubang vaginanya dan saat itu juga aku merasakan cairan hangat Yussi beserta aliran darah perawannya menyelimuti batang penisku yang masih tegak di dalam vaginanya.

“Terima kasih Yos.. Kamu sudah memberikan aku kenikmatan malam ini..” ujarku sambil mengecup lembut bibirnya dan menarik keluar penisku.

“Aku juga ingin terima kasih ke kamu, karena telah memuaskan nafsuku untuk melakukan hubungan sex denganmu yang selama ini kupendam dalam anganku,” katanya tanpa malu-malu dengan mata yang sayu.

“Ayo.. Kita mandi berdua,” ajaknya sambil menarik tanganku. Dan di kamar mandi itu, batang penisku kembali bereaksi ketika Yussi mengelus-elusnya. Tanpa malu-malu aku langsung menarik pinggang Yussi dan menyuruhnya menungging ke arahku.

Aku pun secara perlahan lahan memasukkan penisku yang sudah menegang ke sela-sela pantatnya yang tidak begitu besar. Sejenak, Yussi tersentak, namun hal itu hanya berlangsung sebentar saja, karena Yussi kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya ketika dirasakan penisku sudah masuk semuanya ke dalam lubangnya.

“Ah.. Dave.. a.. kk.. uu.. ke.. ll.. uu.. aa.. rr.. l.. aa.. g.. ii..” erangnya dengan lembut. “A.. k.. u.. juu.. ggaa..” kataku sambil menyemprotkan maniku ke lubang vaginanya kembali. Setelah itu kami melanjutkan acara mandi kembali dan setelah mandi, sebelum tidur, aku mengentotnya sekali lagi.

Keesokan paginya pada saat aku bangun jam 7 pagi kembali kugenjot dia dan malam harinya kami kembali ber-ML ria.. Sungguh liburan yang berkesan dengan teman chatting. Terima kasih Yussi atas virginmu. CROWN GAMES 

CROWN9



Friday, November 20, 2020

MY BELOVED JEN

 

CROWN9
CROWN9

FREECHIP - Perkenalkan, namaku adalah Johan. Aku adalah laki-laki usia 32 tahun yang taat dan setia.

Aku sudah menikah dan mempunyai anak berumur 6,5 tahun yang tampan.

Dan aku sangat bangga dengan kedua orang yang paling aku kasihi itu.

Jen adalah istri dari adik sepupu istriku.. Cahyo.

Yang setelah bergelut dengan hutang-hutang yang menggunung.. akhirnya pasrah harus mendekam di penjara ketika dia menikam salahsatu penagih utangnya hingga tewas di ruang tamu rumahnya.

Itu cerita 1 setengah tahun yang lalu.

Sebelum ini.. aku selalu menganggap Jen hanyalah seorang adik sepupu ipar yang biasa saja.

Tak pernah terbersit sedikitpun pikiran-pikiran yang lain.

Aku adalah laki-laki 32 tahun yang taat dan setia. Aku sudah pernah bilang begitu bukan..?

Ketika suaminya menghabiskan 10 tahun hidupnya di balik terali besi.. Jen kembali ke rumah orangtuanya.

Sekitar 4 jam perjalanan naik kereta dari kota tempatku berada.

Dan hubungan kami nggak lebih dari sekedar SMS mengucapkan selamat lebaran.. tahun baru..

atau bertanya tentang anaknya.. atau dia yang bertanya tentang anakku. Keponakan kami. Itu saja.

Hingga 2 minggu yang lalu.. dia muncul di depan pintu rumahku. Masih sosok Jen yang lama.

Yang putih.. sedikit chubby dan penuh senyum.. seperti yang dulu aku lihat di pesta perkawinanku 8 tahun yang lalu.

Bedanya.. ada lingkaran hitam di sekitar matanya.. walaupun bedak tebalnya sedikit menutupi..

tapi masih juga terlihat kalau dia menghabiskan lebih banyak air mata dalam 1 setengah tahun terakhir ini.

Istriku berseru gembira melihatnya.

Mereka langsung tenggelam dalam obrolan khas wanita yang sudah lama tidak bertemu sementara Ryo.. anakku.. menuntun sepupu barunya Ken.. untuk mengagumi koleksi Bakugannya.

Terlalu sering 'kecelakaan' mengubah caraku memandang ibu muda ini.

Dua hari sudah Jen tinggal di rumahku.

Anaknya sudah menghilang di ujung gang dengan anakku untuk ngaji.

Sementara istriku sedang hot-hotnya ngerumpi di arisan ibu-ibu PKK di tempat Pak RT.

Dan aku.. disisakan dengan Jen yang sedang bersantai dengan celana pendek dan kaos oblongnya di karpet depan tv..

sibuk mondar-mandir mencari 'kecelakaan-kecelakaan' yang lain.

Ya.. kecelakaan.

Maksudku.. saat Jen tertidur dengan selimut terbuka.. atau saat dia berlari dari kamar mandi ke kamarnya dengan hanya terbungkus handuk..

Atau.. saat dia memakai celana senam yang ketat.. ketika kaos oblongnya tak sampai menutup sempurna daging yang menggembung di bawah perutnya.

Itu cuma sebuah 'kecelakaan' kan..?

Seperti sore ini.

Dengan setengah terlentang Jen menaikkan pahanya.. sehingga celana pendeknya.. sesuai hukum gravitasi.. bergulung alami menuju ke pangkal pahanya..

sementara aku sibuk mengagumi pahanya yang putih cemerlang dan celana dalam kremnya yang setipis kulit ari.

"Lagi nyari apa mas..?" Tanya Jen.. setengah melirik dari acara TV favoritnya.

Aku yang sudah keduabelas kalinya lewat di depannya.. berhenti dan menoleh.

Nyari celah vaginamu Jen.

"Nyari gunting kuku."

Kataku.. setengah berpikir.. berharap Jen tidak tahu bahwa aku mengantongi benda kecil sialan itu.

Jen tak mengubah sikap kakinya.. membuatku takjub..

Karena.. dari tempat aku berdiri.. aku hampir yakin kalau aku bisa melihat jauh ke dalam lubang celananya.

"Gak liat tuh. Dah sini duduk samping Jen.. daritadi mondar-mandir aja bikin capek mata Jen.." Guraunya.

Aku nyengir sambil menjatuhkan badanku di sampingnya.

Parfumnya langsung mendebarkan jantungku begitu aku menarik nafas.

"Oke deh.."

Aku menyandar pada kaki sofa.. sementara Jen menggeser tubuhnya agar tidak menyenggolku.

Tegangan sudah 220 V di celanaku. Awas kesetrum Jen..

Aku menatapnya. SLOT ONLINE GRATIS FREECHIP

"Heran aku Jen.. kamu pake KB apa sih..? Kok dah punya anak masih gak berubah aja seperti dulu.."

Kataku.. setengah memuji dan setengah memancing. Menatapnya dari ujung kaki dan nyantel di sekitar celananya.

Jen menoleh ke arahku.

"Aku udah gak KB mas. Paling nanti kalo mas Cahyo dah keluar baru aku KB lagi.." Katanya.. perlahan.

Aku menghela napas lagi. Betul juga.. ngapain KB kalo gak ada suami..?

Akhirnya aku bertanya.. hati-hati.

"Kamu gak kesepian ditinggal Jen..?"

Jen.. tanpa mengalihkan tatapannya dari tv menjawab..

"Bangetlah mas. Tapi mesti gimana lagi..?" Desahnya.

Aku bisa melihat aura feromon seperti berpendar dari tubuhnya.. merasukiku.

"Cahyo jago yah di tempat tidur..?" Aku nyeletuk sekenanya.

Kali ini Jen menoleh ke arahku. Seperti tak percaya.. pertanyaan itu bisa keluar dari mulutku.

Seperti yang aku bilang di awal cerita.. aku adalah lelaki 32 tahun yang taat dan setia.

Semua orang tahu itu.. termasuk Jen.

"Apa hubungannya mas..?" Tanya jen.. mengerutkan alisnya yang lentik.

"Ya.. pengen tau aja.." Jawabku. "Buat referensi aja Jen.. hehehe.."

Jen tersenyum.

"Aku tau kok apa yang ada dalam pikiran mas Johan.." Katanya.

Dia meluruskan kakinya.. menata ujung-ujung jarinya sambil berkata setengah menerawang.

"Aku seorang istri yang sudah 1,5 tahun tidak mendapat nafkah dari suamiku.

Dan Mas Johan berharap untuk mendapat sedikit kesempatan dari itu. Iya kan mas..?"

Dia bertanya sambil menoleh ke arahku.

Seratus.. untuk Jen..!

Sumpah.. dia seksi sekali.

Bibirnya yang tipis merekah pink.. sementara kedua pipinya sedikit merona dan matanya dalam balutan contact lens biru.. mengarah sekitar 10 senti di depan mukaku.

Seolah menghiba perhatianku.

Ah.. kepalang tanggung.. toh istriku masih asyik dengan gosip-gosip terbarunya.. pikirku.

Melirik sebentar ke Celana Boxerku yang menyempit.. aku mengangguk.

"Kalo iya gimana Jen..?" Tantangku.

Jen.. membasahi bibirnya sedikit.. lalu tersenyum manis.

"Nina pulang jam berapa..?" Bisiknya serak.

Itu sudah cukup buatku sebagai sebuah persetujuan.

Aku menerkamnya seperti singa.. dan langsung memagut bibirnya yang menggairahkan itu dengan buas.

Jen mendesah.. menjejalkan aroma mulutnya ke kerongkonganku.. dan seperti ganja.. segera membius kesadaranku.

Kami bergulat.. sampai aku sendiri nggak tahu kapan aku sudah melepaskan bajuku dan dia melepaskan bajunya.

Aku memuja tubuh yang tadinya cuma bisa aku puja dengan mata.. dengan bibirku.

Setiap inci.. tak terlewatkan. Dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Sementara Jen cuma bisa terengah-engah.. mendesah.. mengerang dan merintih.

Oh Tuhan.. bagaimana mungkin payudara bisa sekenyal dan selembut ini..

Bibirku serasa terbakar mengelomotinya..

Aku mencopot dengan tergesa seluruh kain yang menempel di tubuhnya dan menatapnya takjub.

Tubuhnya yang putih cemerlang itu kini telanjang di hadapanku.. Pikirku.

Aku memuaskan mataku akan ketelanjangan yang terkangkang di depanku.. saat aku berdiri untuk menanggalkan kain terakhir dari bawah pinggulku.

This is it. The point of no return..

Aku menatap Jen. Tubuh yang sempurna..

Payudara yang padat dan kencang.. pinggang yang ramping.. dan..

Benarkah itu vagina..? bisikku.

Tak ada vagina yang seindah ini.. pujiku.

Begitu gemuk.. begitu bersih.. dan begitu basah..

Aku bisa melihat lipatannya yang tanpa kerut.. dan celah kecil yang nyaris tak terlihat..

Yang seolah menampar ingatanku untuk berseru nyaring..

Hei Jo.. dia dulu Cesar.. dan kau adalah laki-laki kedua yang akan merasakan kehangatan vagina yang belum pernah tersentuh oleh bayi itu Jo..!

Dengan pikiran itu saja cukup membuat penisku ereksi lebih keras dari yang pernah aku alami sepanjang hidupku.

Aku memposisikan pinggulku di atasnya.

Ah.. Jen.. my beloved Jen.. Benarkah ini sedang terjadi..?

Mataku menatap matanya.. ketika penisku perlahan tenggelam ke dalam vagina sempitnya.

Oh.. demi para dokter yang menemukan bedah cesar.. maafkan aku istriku.. tapi vaginamu nggak mungkin akan bisa lebih nikmat dari ini.. bisikku tanpa suara.

Slebbh..!

Dan seperti lilitan sutra licin yang hangat dan berdenyut.. aku merasakan detik-demi detik ketika Vagina Jen menelan habis penisku.

"Massss.." Bisik Jen.

Dia sedikit mengerang ketika merasakan rahimnya diketuk pelan oleh kepala penisku.

"Ya.. Jen..?" Kataku.

"Udah jam 4.." Kata Jen sambil terpejam.

Hempasan pelanku membuatnya tak mampu membuka mata.

O'o.. sebentar lagi istriku pulang.. mungkin bahkan sudah setengah perjalanan ke mari.

"Akan aku ganti keegoisanku hari ini Jen.. tapi waktu sedang tidak memihak kita.." Bisikku perlahan.

Clebbh.. clebbh.. clebbh.. clebbh.. clebbh..

Segera kugempur liang nikmat vagina dengan kecepatan tinggi.. memacu pinggulku seolah tak ada lagi hari esok..

Menikmati vagina yang bukan istriku.. yang begitu nikmat..

Yang membuatku nyaris pingsan oleh rasanya yang sungguh-sungguh dahsyat..

Yang sungguh-sungguh menakjubkan..

Yang sungguh-sungguh tak terkira.. ketika pada hempasan yang paling cuma ke 50 atau 60.. telah meledakkanku ke ujung galaksi bimasakti yang terjauh.

"Ya ampun Jen.. memekmu enaaakkk bangeeet.. akhhhhk.. aku nggak kuaaaaatttthh.."

Crett.. crett.. crett.. crett..

Kubanjiri rahimnya dengan semprotan spermaku.

Jen yang sedang mengawang-awang meloncat.. melepaskan diri dan terpekik kaget sambil menahan suaranya.

"Aku gak KB mas..!"

Plop..! Dia mendorong pinggulku dari selangkangannya.

Tapi terlambat.. gelombang besar pertama sudah terlanjur masuk..

Sedangkan sisanya berceceran di karpet akibat gerakannya.

Ahh.. kau mengganggu orgasmeku Jen.

Aku menatap batang penisku yang masih berkedut-kedut.. mengeluarkan isinya..

Tak percaya kalo seks bisa demikian memukaunya..

Sementara Jen.. bergegas memunguti pakaiannya dan berlari ke kamar mandi.

"Aku bisa hamil tau..!" Ucapnya marah.

Aku.. masih terhanyut oleh kenikmatan itu dan cuma bisa mendesah. Luar biasa.. luar biasa..

Dan kemudian..

"Ah Jen.. lihat karpetnya.. aku ngomong apa sama Nina nanti dong..?"

Dan begitulah. Affairku dengan Jen dimulai.

Sungguh.. aku adalah lelaki 32 tahun yang taat dan setia.

Tapi kalo ini tentang Jen.. aku harus bilang bahwa Jen.. my beloved Jen.. KAMU SUNGGUH NIKMAT..

"Mas.. kenapa yah kok kita bisa berakhir seperti ini..?"

Jen menatapku yang tengah menekan pelan penisku ke vaginanya.

"Ufffh.." Jen mengerang pelan.

Sumpah.. vagina kekasihku ini sungguh luar biasa.

Hangat.. basah.. tapi ngegrip banget mencengkeram penisku.

Aku menatapnya.. membiarkan penisku tenggelam sempurna ke dalam rahimnya.. sebelum aku mengecup bibirnya.

"Gak tahulah Jen.. mungkin karena sensasinya..? Yang jelas ini jauh lebih sehat kan..?"

Kataku sambi mengayun pelan. CASINO ONLINE GRATIS FREECHIP

Uffgh.. sulit untuk tidak mendesah di saat-saat seperti ini.

"SShhh.. Aku gak harus penasaran dengan tubuh kamu.. dan kamu gak bingung mencari pelampiasan.."

Jen mengalungkan tangannya ke leherku.

"Tapi kamu membuat aku lama-lama ketagihan masss.."

Bisik Jen.. sambil memejamkan matanya menikmati hempasan-hempasanku yang pelan dan lembut.

Slepph... clebbh.. clebhh.. clebbh.. clebhh..

"Ah mas Jo.. kkkontolmuu enaaaak bangeeeet.."

Desah Jen di telingaku.. mengangkat sedikit perutnya dalam proses itu.. sehingga vaginanya mengencang dan menjepit penisku dengan erat.

"Hhh.. mmemekkmuuu juga dahsyattt sayyyy.. ampuuuuun.. jepitannya.. ugghhhhhh.."

Aku merem melek.. mencoba merasakan setiap sentimeter dari selaput yang membungkus penisku

ini dengan gemas.

Kalo aku turuti keinginanku.. inginnya aku memompa secepat-cepatnya.. dan segera menggapai orgasmeku.

Tapi.. ah.. sungguhlah sayang kalo kenikmatan ini harus berakhir secepat itu..

Lagipula.. butuh setidaknya sentuhan intens di kedua payudara indahnya.. dan beberapa menit gosokan di klitorisnya sebelum Jen bisa menuju orgasme.

Dan sebelum itu setidaknya aku harus memompa sedikitnya 100 kali dengan rpm yang tinggi.

Aku nggak mau egois..

Aku bisa mencapai puncak dengan cepat.. sementara makhluk cantik ini harus memanas dengan sempurna baru bisa meledak..

Alasan Jen menyerahkan tubuhnya padaku adalah.. dia ingin meraih sesuatu yang hilang saat suaminya di penjara.

Dan aku harus memberinya lebih.. kalo ingin Jen terus menginginkanku.

"Massssshhhh.." Jen meratap.

Seperti memohonku untuk berbuat sesuatu.. dengan membengkaknya syaraf-syaraf di seluruh permukaan vaginanya.

Yang kutahu seperti racun yang menjalar cepat ke seluruh tubuhnya.

"Ya Jen sayang..?" Bisikku terengah di telinganya.

"Cepettinnnh dongngnghh.. Jen dah pengen muncakkkk.."

Bisiknya menghiba. Mengejan seolah sedang mencari-cari daya untuk menggapai orgasme-nya.

Aku cuma tersenyum menyeringai.

Kalo aku segera menuruti permintaannya.. aku yakin aku akan meledak lebih dulu.. dan Jen akan kehilangan momennya.

Aku menenangkannya dengan sebuah ciuman hangat.

"Sabar sayang.. aku masih enak begini.." Kataku.

Masih dengan ritme pelan.. menikmati kegelisahan Jen yang sudah mencapai ubun-ubun.

Aku menunggu hingga penisku sedikit terbiasa dengan rasa dahsyat yang melingkupinya.. dan bisa menaikkan RPM tanpa harus beresiko menghancurkan semuanya.

Aku memeluknya erat.

Bahkan degub jantungnya saja bisa membuatku orgasme.. Bisikku.

Memuji setengah memuja pada bidadari yang kini tengah terengah-engah di bawahku.

"Kammmuu.. ennaaaakkk Jennn.." Bisikku gemas.

Jen cuma mendesis seperti kepedasan sambil merem melek.

"Gedean mana kontolku sama Cahyo Jennnn..?"

Tanyaku.. sambil mengangkat tinggi kakinya.. hingga pantatnya ikut naik.. dan aku menyentuh sebuah gumpalan kecil di dalam dinding vaginanya.

Jen's G-spot.

"Haduuuuuwhhh.. masssh.. ampuuuuunnnnn.."

Jen blingsatan seperti habis menelan cabe rawit setengah kilo.. menggeliat.. mencoba melepas sekaligus menarik penisku untuk menekan lebih dalam.

"Awh.. massshhhh.. gedean punyamuuuuhhhhh.. enakkan punyammmuuuuuhhh.. aaaaah.. mas.. akkkkuuu.. pipppiiisssshhhhh.. aaaakkhhhhhh.."

Jen melonjak-lonjak.. ketika vaginanya tak terkendali memancarkan cairan yang begitu banyak.. menyiram penisku..

menyiram pinggulku dan menetes di sprei kamarku yang biasanya..

Menjadi saksi penaklukanku akan istriku.

Ini adalah kali pertama aku menggumuli Jen di kamarku sendiri.

Aku berhenti bergoyang.

Jen sudah ekstase .. setara ejakulasi bagi kaum pria.

Aku yakin.. dengan beberapa tekanan lagi dia bisa ejakulasi lagi.

Tapi aku tidak mengejar itu..

Aku mengejar dan mencocokkan waktu orgasme-nya dengan orgasmeku.

Ya.. buat pria.. orgasme dan ejakulasi hampir selalu terjadi bersama-sama.

Tapi buat wanita.. orgasme dan ejakulasi adalah dua hal yang berbeda.

Setelah aku merasa kalo aku kuat bertahan di RPM tinggi.. aku mulai mempercepat goyanganku.

Dan mulai berhitung.

"Oh Jen.. memekmu enaaakkkk bangeeeet.."

Ucapku sambil meremas-remas putingnya dan masuk dengan keras dan cepat ke dalam vaginanya.

"Ayo muncak bareng Jennnnnn..!" Teriakku.

Jen sudah histeris.. dia meraihku.. mencakarku.. mengerang setengah berteriak dan mengangkat-angkat pantatnya.. menyambut tusukan-tusukan terdalamku sambil mengibas-ngibaskan kepalanya gemas.

"Aawhhhhhh.. masssss.. ayyooo oohh.. lebbbbihhh cepaaatttt masssshhhh.. aaahhkkkkk..!"

Tubuhnya bergerak tak terkendali ketika perasaan itu mulai merangkaki tubuhnya.

Aku sendiri merasakan kalo puncakku sendiri semakin dekat.

Aku menjilat.. membasahi ibu jari tangan kananku.. dan dengan cepat menekan dan menggosok-gosok klitoris Jen.. sambil mengayuh semakin cepat dan kuat menuju rahimnya yang menganga dahaga menanti spermaku.

"Aaaaarghhhhhh.. Jennnnnnn.. mmmmhhhhhhhh.."

"Mmmaaaasssssshhhh.. Jennnnn.. mmmmuncakkkkk kkk.. aaaahhhhh.."

Tidak ada yang dapat melukiskan kenikmatannya orgasme bareng.

Jen mengejat-ngejat seperti sekarat.. sedangkan vaginanya berkedut-kedut hebat.. memeras dan memilin-milin penisku..

Sementara penisku bergetar.. dan mulai bersiap-siap menyemprotkan benihku dalam jepitan hebat yang membuatku setengah menangis.. menunggu tekanan di dalam penisku cukup kuat mengimbangi jepitan vagina Jen.. hingga bisa memuncratkan isinya.

Aku melayang hampir mencapai galaksi andromeda ketika akhirnya saat itu tiba.

Tak ada lagi ketakutan akan kehamilan.

Aku dan Jen sudah tidak peduli.

Seks terlalu indah untuk dibatasi oleh kondom.. atau oleh alat-alat KB lainnya.

Seeks terlalu murni untuk dicampuri benda-benda yang tidak ilahi..

"Jennn.."

Aku menjatuhkan tubuhku menindih Jen.. dan segera membanjirinya dengan ciuman-ciuman buas yang membuatnya megap-megap kehabisan nafas.

Sungguh.. aku tidak akan pernah bosan menyetubuhimu Jen..

Beberapa menit kemudian..

"Mass.."

"Iya Jen?" Bisikku yang hampir terlelap di atasnya.

"Jen gak bisa napas mas.."

"Oh.."

Aku bangkit dan menggulingkan tubuhku di sampingnya.

"Maaf sayangku.." kataku lemas.

Jen cuma mendehem pelan.. mengatur nafasnya dan segera terlelap.

Aku bisa mendengar dengkur halusnya yang nyenyak tertidur.

Nina.. maafkan suamimu yang bodoh ini ya.. bisikku tanpa suara.

Aku menatap foto pernikahanku di tembok kamar dengan perasaan bersalah.. sebelum menyusul Jen ke negeri mimpi.

***

"Bisa hamil kamu ya Jen..? Padahal Cahyo sedang di penjara.."

Komentar Nina.. saat Jen memproklamasikan janin di perutnya.

"Gimana gak hamil kalo seminggu duakali dia nengokin Cahyo di Lapas mah.." Kataku sambil tersenyum.

Jen pura-pura tersipu.

Memang benar.. sejak seks perdana Jen denganku.. dia langsung memburu suaminya di Penjara.

Jika dia harus hamil.. setidaknya suaminya harus merasa bahwa itu adalah hasil dari perbuatannya.

"Kadang 3 kali Nin.. kalo mas Cahyo lagi horni banget.." Bisik Jen.

Nina memutar bola matanya tak percaya.

Aku tersenyum mendengar kata-kata Jen.

Dan cuma bisa berharap saat bayi itu lahir.. mukanya nggak terlalu mirip dengan Ryo. CROWN GAMES

CROWN GAMES



BELLA REKAN KERJAKU

  CROWN9 FREECHIP - Awal aku mengenalnya pada saat dia mengundang perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai ...